
Dalam upaya meningkatkan efektivitas penyaluran bantuan sosial dan program pemberdayaan masyarakat, pemerintah Indonesia kini mengandalkan DTSEN (Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional) sebagai sistem basis data terpadu yang menjadi rujukan utama.
Apa Itu DTSEN?
DTSEN merupakan sistem integrasi data sosial ekonomi yang menyatukan berbagai sumber informasi penting, antara lain:
- DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial)
- Regsosek (Registrasi Sosial Ekonomi)
- P3KE (Perencanaan, Perlindungan, dan Pemberdayaan Ekonomi)
Dengan menyatukan data dari berbagai sumber, DTSEN membantu pemerintah memastikan bahwa bantuan sosial dan program pemberdayaan benar-benar diterima oleh masyarakat yang membutuhkan.
Landasan Hukum: Penetapan Desil sebagai Rujukan Bantuan Sosial
Berdasarkan Keputusan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 79/HUK/Tahun 2025 yang ditetapkan pada Mei 2025, DTSEN kini menjadi acuan dalam menetapkan peringkat kesejahteraan keluarga melalui sistem Desil. Sistem ini digunakan untuk mengelompokkan keluarga berdasarkan tingkat kesejahteraannya, dari Desil 1 (termiskin) hingga Desil 10 (terkaya).
Berikut adalah ketentuan penerima bantuan sosial berdasarkan desil:
- Program Keluarga Harapan (PKH):
Diperuntukkan bagi keluarga di Desil 1 hingga Desil 4. - Program Sembako (BPNT):
Menjangkau keluarga dari Desil 1 hingga Desil 5. - Penerima Bantuan Iuran JKN (PBI-JKN):
Sama seperti BPNT, ditujukan untuk Desil 1 hingga Desil 5. - Program Kesejahteraan Sosial Lainnya:
Prioritas untuk Desil 1 hingga Desil 5, atau sesuai asesmen khusus program terkait.
Dengan demikian, keluarga di luar Desil 1–5 tidak lagi menjadi prioritas penerima bantuan sosial, kecuali dalam program-program tertentu yang bersifat spesifik.
Bagaimana Peringkat Desil Ditentukan?
Penentuan peringkat desil dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) melalui data yang dikumpulkan dari sensus, survei sosial ekonomi seperti Regsosek, dan verifikasi lapangan oleh pendamping sosial.
Penilaian dilakukan berdasarkan sekitar 29 indikator utama, di antaranya:
- Status kepemilikan dan kondisi rumah
- Sumber penghasilan keluarga
- Kepemilikan aset (seperti ternak, kendaraan)
- Jumlah tanggungan dalam keluarga
Data ini diolah untuk mengelompokkan keluarga ke dalam 10 kategori desil, mulai dari yang paling miskin hingga yang sangat kaya.
Kategori dan Estimasi Pengeluaran per Desil
Berikut adalah estimasi pengeluaran per kapita per bulan untuk masing-masing desil:
Desil | Kategori | Pengeluaran per kapita Per Bulan |
1 | Miskin Ekstrem | Rp 500.000 |
2 | Miskin | Rp 500.000 – Rp 650.000 |
3 | Rentan Miskin | Rp 650.000 – Rp 800.000 |
4 | Menengah Bawah | Rp 800.000 – Rp 1 juta |
5 | Menengah | Rp 1 juta – Rp 1,25 juta |
6 | Menengah Atas | Rp 1,25 juta – Rp 1,5 juta |
7 | Mapan | Rp 1,5 juta – Rp 1,8 juta |
8 | Kaya | Rp 1,8 juta – Rp 2,2 juta |
9 | Sangat Kaya | Rp 2,2 juta – Rp 3 juta |
10 | Super Kaya | > Rp 3 juta |
Contoh: Jika total pengeluaran keluarga adalah Rp2.500.000 per bulan untuk 5 anggota keluarga, maka pengeluaran per kapita adalah Rp500.000. Keluarga ini masuk desil 1.
Mengapa DTSEN Penting?
Penggunaan DTSEN menjamin bahwa setiap rupiah bantuan sosial disalurkan dengan lebih tepat sasaran. Tidak hanya mencegah tumpang tindih data penerima, sistem ini juga membantu pemerintah dalam merancang kebijakan yang lebih akurat dan berbasis data.
Dengan memahami posisi kita dalam sistem desil, masyarakat dapat mengetahui peluang mereka untuk memperoleh berbagai bentuk bantuan dari negara—sekaligus menjadi dorongan untuk meningkatkan taraf hidup agar naik ke kategori kesejahteraan yang lebih baik.
Penerapan DTSEN dalam penyaluran bantuan sosial memberikan berbagai manfaat, antara lain:
✅ Tepat Sasaran: Data yang lebih akurat memastikan hanya masyarakat yang benar-benar berhak yang menerima bantuan.
✅ Transparansi dan Akuntabilitas: Mencegah duplikasi data dan memastikan keadilan dalam penyaluran bantuan.
✅ Efisiensi Anggaran: Mengurangi kebocoran anggaran dan mengalokasikan dana secara lebih efektif.
✅ Pemutakhiran Berkala: DTSEN diperbarui setiap tiga bulan untuk menjaga validitas data penerima manfaat.
Penerapan DTSEN dalam bantuan sosial adalah langkah maju dalam memastikan distribusi bantuan yang lebih efisien, transparan, dan tepat sasaran. Dengan sistem ini, pemerintah dapat meminimalkan kesalahan dalam penentuan penerima manfaat, mengoptimalkan alokasi anggaran, serta memperkuat perlindungan sosial bagi masyarakat miskin dan rentan. Ke depan, pemutakhiran dan integrasi data secara berkelanjutan menjadi kunci utama dalam meningkatkan efektivitas berbagai program kesejahteraan sosial di Indonesia.